InteraksiWilayah Desa dan Kota - Pergerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosialnya, dapat dievaluasi secara geografi karena tingkah laku manusia seperti ini erat hubungannya dengan faktor-faktor geografi pada ruang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fisik seperti bentuk permukaan bumi, elevasi, vegetasi, iklim, dan
A KONDISI GEOGRAFIS 1. Letak Geografis Secara geografis Provinsi Yogyakarta terletak di tengah-tangah Pulau Jawa, dimana dengan bentuk peta Provinsi Yogyakarta menyerupai segitiga dengan puncak Gunung Merapi di bagian utara yang mempunyai ketinggiang 2.911 m di atas permukaan ari laut,
Desaswadaya (desa terbelakang) adalah suatu wilayah desa yang masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil dan masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.
Memilikihubungan personal satu sama lain yang sangat erat. Sarana dan Prasarana desa masih sangat kurang dan tradisional. Belum ada teknologi yang memadai, jika pun ada masih dalam tahap rendah. 2. Desa Swakarya. Desa swakarya merupakan desa yang tingkatannya lebih maju dibandingkan desa swadaya.
Luasdan Letak Geografis. Secara Geografis Desa Jambudipa terletak di antara 6°51'29.5″ - 6°52'34.8″ Lintang Selatan (S) dan 107°05'27.5″ - 107°04'23" Bujur Timur (T). Batas-batas wilayah administratif desa berupa batas alam yaitu aliran sungai Cikaroya dan Sungai Cipadang dan batan non alam yakni jalan nasional dan tugu
GthA. Desa swadaya menjadi pelecok satu tipe desa yang suka-suka dalam klarifikasi-klarifikasi geografi. Desa alias distrik dan perwilayahan ini akan mudah ditemukan pada sebagian daerah di Indonesia terutama di penggalan Indonesia Timur dan Tengah. Biarpun enggak menuntup kemungkinan kerjakan di Fragmen Barat Indonesia pula masih mudah menemukan karakteristik desa ini. Oleh karena itulah sebagai penjelasan lebih jauh, tulisan ini akan mendeskripsikan adapun pengertian desa swadaya, ciri, dan contohnya. Desa Swadaya Pengertian Desa Swadaya Ciri Desa Swadaya Terisolir Penduduknya Jarang-sulit Bermata Pencaharian Agraris yang Homogen Terkatup Menomor Satukan Adat Istiadat Buta Teknologi Kurangnya Media dan Prasarana Sanggang Royong Masih Kental Tanggungan Memegang Pengawasan Sosial Belum Memaksimalkan Potensi Daerah Eksemplar Desa Swadaya Desa Kanekes Sebarkan ini Posting terkait Puas Desa Swadaya, kerapkali memandang sebagai definisi desa yang habis terpojokkan. Umumnya terdapat di pedalaman nan jauh dari pusat keramaian, terutama ii kabupaten. Jika menyadran desa dengan ketegori ini, maka jangan minta mendapatkan sinyal internet, mol, dan bagunan lainnya mudah ditemukan. Oleh karena itulah pentingnya Desa Swadaya ini bakal digerakan n domestik pembangunannya di era hidup umum. Peristiwa ini dilakukanguna bagi membagun pemerataan sosial antara interkasi desa dan kota di Indonesia. Pengertian Desa Swadaya Desa swadaya ialah kawasan yang masih lekat dengan sistem pagar adat budaya di masyarakat serta memiliki rang sosial primer yang belum melakukan ekspansi secara mondial, sehingga pada wilayah ini makin disematkan plong wilayah terpencil dan kurang bersosialisasi sehingga segala apa susuk pembangunan dari pemerintah terjadi perhambatan. Ciri Desa Swadaya Sementara itu bakal karakteristik yang suka-suka di internal Desa Swadaya ini, antara lain; Terisolir Provinsi ini n kepunyaan ciri sebagai daerah yang terisolir dengan mayapada luar. Saking terisolirnya sampai-sampai tak heran sinyal internet pun susah didapatkan. Dampak dari letak desa swadaya yang terisolir inilah penduduknya jadi jarang melakukan komunkasi serta mengikuti arus globalisasi. Penduduknya Jarang-jarang Penghuni yang jarang-sulit adalah salah satu ciri Desa Swadaya, nan akhirnya berakibat terbit negeri ini menjadi terdeskriminasikan dengan kawasan lain. Letak pedalaman membuat kecukupan publik nan berkeinginan hidup lebih maju perlahan-lahan meninggalkan daerah tersebut sampai rendah total penduduk yang tinggal di kewedanan desa swadaya. Bermata Pencaharian Agraris yang Homogen Mayoritas penghuni desa swadaya memiliki mata pencaharian bidang agraris. Seperti pertanian, nelayan, dan tak-lain. Sekadar pekerjaan tersebut bersifat homogen. Homogen mengandung kebaikan berubah-ubah. Pekerjaan mereka masih mencangkekan musim karena lain dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh desa. Terkatup Mahajana desa swadaya bersifat tertutup. Tertutup disini mengandung fungsi tidak dapat menerima transisi dari asing. Mereka masih menanggap bahwa berkehidupan yang terisolir menimbulkan kenyamanan tersendiri bagi mereka, terutama dapat lebih dapat menjaga marwah pusaka berasal Nenek moyang. Menomor Satukan Pagar adat Tali peranti menjadi alasan awam di desa swadaya berat tulang berpose longo. Mereka masih menjunjung tinggi adanya berbagai ragam tipe norma yang dolan di masyarakat dan tidak mau terbuka dengan perubahan, sehingga norma-nor tersebut sebagian bersifat dogmatis takdirnya diterapkan oleh dunia luar. Seperti tidak menerima pembangunan Perkembangan Raya, tidak mau ada telekomunkasi, dan tak sebaginya. Buta Teknologi Buta teknologi nan dialami oleh awam pedesaan swadaya ditimbulkan karena daerah mereka yang terisolir dan sifat masyarakat yang bersikap tertutup. Ditambah lagi daerah yang terisolir membuat sinyal internet tidak dapat merasuk area tersebut. Sehingga buta teknologi makin merambah masyarakat daerah desa swadaya. Kurangnya Kendaraan dan Prasarana Di wilayah desa swadaya, sarana dan prasarana yang tersaji enggak lengkap. Sebagai model apabila warga di kewedanan tersebut nan hendak melahirkan masih berkeyakinan kepada dukun bayi. Dikarenakan tidak tersedianya rumah sakit melahirkan yang dibangun pada daerah desa swadaya. Gotong Royong Masih Kental Publik desa swadaya memiliki ciri nan melakat, yakni masih menjunjung tinggi sanggang royong. Hajatan yang diacarakan maka dari itu warga begitu juga akad nikah dan enggak sebagainya masih menggunakan menguning besar secara bersama perumpamaan penyediaan makanan. Keluarga Memegang Pengawasan Sosial Intern desa swadaya, sifat kontak begitu kental. Setiap penduduknya menganggap seluruh penduduk desa tersebut adalah sanak saudara. Sehingga dalam kurnia warga daerah desa swadaya saling mengenal satu ekuivalen tidak, bahkan korespondensi mereka selayakmana tali pusar. Belum Mengintensifkan Potensi Wilayah Warga desa swadaya memiliki ciri yang distingtif, yaitu salah satunya belum mengoptimalkan potensi daerah mereka. Perumpamaan contoh masyarakat belalah bergonta-silih ain pencaharian karena masih terpaku dengan perlintasan periode yang ada di wilayah tersebut. Model Desa Swadaya Adapun untuk beragam contoh-model yang dapat disebutkan dalam golongan Desa Swadaya di Indonesia ini, antara bukan; Desa Kanekes Wilayah nan bisa golongkan n domestik Desa Swadaya ini sendiri misalnya saja di Provinsi Banten yang dulunya masuk privat Provinsi Jawa Barat. Desa ini sendiri ialah Kanekes dengan masyarakat yang lewat disana tungkai yakni Baduy. Suku Baduy yang berkampung tinggal di Desa Kanekes disebut ibarat bagian Swadaya lantaran ibarat besar publik disana masih memang damping kebudayaan dengan sangat kental. Misalnya saja soal pemilihan Pengarah Desa yang enggak mempergunakan prinsip Demokrasi akan sekadar lebih mengutamakan dengan adat dan istiadat. Padalah, itulah tadi sangkut-paut catatan yang menyerahkan pengulasan serta penjelasan tercalit dengan pengertian Desa Swadaya, ciri, dan contohnya di Indonesia. Semoga menerobos artikel ini menerimakan wawasan serta menggunung edukasi tekun bagi segenap pembaca sekalian.
Desa adalah pemukiman atau komunitas manusia yang berkelompok dan posisi wilayahnya lebih besar dari dusun tetapi lebih kecil dari ciri kota. Walaupun demikian kata itu sering digunakan untuk menggambarkan dusun dan kota-kota kecil dengan populasi yang biasanya berkisar antara beberapa ratus hingga beberapa ribu. Dalam sejarahnya desa adalah bentuk komunitas yang biasa bagi masyarakat yang mempraktikkan pertanian subsisten, dan juga untuk beberapa masyarakat non-pertanian. Adapun untuk di Indonesia ada beragam klasifikasi desa, salah satunya yaitu klasifiskasi desa berdasarkan tingkat perkembangannya, yang dapat dibagi menjadi tiga yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Desa swakarya adalah wilayah dan perwilayahan yang merupakan peralihan yang dari desa swadaya menuju desa swasembada. Desa swakarya yang sudah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya. Sehingga dalam hal ini arti desa swakarya ialah sebagai desa yang adat-istiadatnya sudah agak longgar sebab adanya pengaruh luar, teknologi pertanian dan taraf pendidikan warganya sudah relatif tinggi dibandingkan desa swadaya. Adopsi teknologi tertentu seringkali menjadi salah satu sumber perubahan tersebut. Ciri-ciri desa swakarya Diantaranya yaitu Kebiasaan atau adat istiadat tidak lagi mengikat secara penuh Mulai menggunakan alat-alat dan teknologi Tidak terisolasi walau letaknya jauh dengan pusat perekonomian Meningkatnya perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan prasarana lainya Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah mulai lancar. Contoh Desa Swakarya Beberapa contoh desa swakarya yang ada di Indonesia dan mudah ditemukan dalam berbagai wilayah, antara lain Desa Gunung Rajak Desa Gunung Rajak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa ini memiliki penduduk yang sebagian besar bersuku daerah Sasak. Terletak di bagian timur pulau Lombok. Kondisi sosial budaya masyarakat di desa ini umumnya masih sangat mempunyai kental dan dilestarikan hingga saat ini dan terlihat jelas pada kehidupan sehari-hari masyarakat baik dalam penyelenggaaan kegiatan-kegiatan sosial maupun keagamaan sebab masyarakatnya merupakan satu rumpun ras dan bahasa/dialeg yang sama. Desa Sukarara Sukarara merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sebagian besar penduduk di desa ini ada bersuku Sasak. Di desa ini, Songket Sukarara merupakan kain tenun yang terletak di desa ini. Aksesbilitas ke Desa Sukara bisa dibilang tidak terlalu merepotkan sebab desa ini dekat dengan banyak tempat wisata lainnya seperti Tanjung Aan, Desa Banyumelek, Desa Sade dan lain-lain. Salah satu yang menjadi keunikan adat istiadat yang dimiliki desa yaitu perempuan Desa Sukararaharus mempunyai keterampilan menenun, karena jika sudah pandai menenun maka sudah dirasa pas atauoun layak untuk melangsungkan prosesi pernikahan. Desa Sukamahi Desa Sukamahi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Luas wilayah desa ini sekitar hektar, yang menjadikannya sebagai desa terluas di Kecamatan Sukaratu. Desa Sukamahi mempunyai prestasi dalam hal tata kelola pemerintahan desa dan pembangunannya. Gambaran status desa swakarya salah satunya ialah yaitu Deesa Sukamahi belum seluruhnya menerapkan teknoligi di usaha petaniannya. Fungsi Desa Swakarya Desa swakarya dalam peranan yang dimemiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu Desa swakarya adalah pemasok terhadap kebutuhan di kota atau yang disebut dengan hinterland Desa swakarya adalah sumber tenaga kasar untuk perkotaan Desa swakarya adalah mitra atau rekan bagi pembangunan kota Desa swakarya adalah bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami uraikan terkait dengan beragam contoh desa swakarya di Indonesia dan mudah untuk kita lakukan penyelidikan lebih mendalam. Semoga bisa memberikan edukasi serta referensi bagi kalian yang membutuhkannya. Diah Ainurrohmah Adalah Alumni Jurusan Geografi dan Saat Ini Sedang Proses Penyelesaian Program Pascasarjana Geografi di Kampus Negeri Jawa Tengah
Pengertian geografi secara luasJawabanPendahuluanGeografi merupakan ilmu yang pasti, bersifat empiris dan mempunyai banyak manfaat bagi penduduk bumi. PembahasanGeografi secara luas merupakan sebuah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan tentang gejala alam dimuka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam hal keruangan dan Bintaro, Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam, dan penduduk serta mempelajari corak khas kehidupan di Eratosthenes yang merupakan bapak geografi yang berpendapat pada abad ke-1, istilah geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi, tentang masalah-masalah penduduk bumi, mengetahui persebaran sumber daya alam, dan masih banyak lebih lanjut 1. Pnerapan ilmu geografi dalam kehidupam sehari-hari membantu. Detil tambahan Kelas 10 SMAMapel GeografiKategori Bab 1 - Dasar-Dasar Ilmu Geografi Kata kunci Pengertian geografi secara luas.
Desa swadaya menjadi salah satu jenis desa yang ada dalam klarifikasi-klarifikasi geografi. Desa atau wilayah dan perwilayahan ini akan mudah ditemukan pada sebagian daerah di Indonesia terutama di bagian Indonesia Timur dan Tengah. Meskipun tidak menuntup kemungkinan untuk di Bagian Barat Indonesia juga masih mudah menemukan karakteristik desa ini. Oleh karena itulah sebagai penjelasan lebih lanjut, tulisan ini akan mendeskripsikan tentang pengertian desa swadaya, ciri, dan contohnya. Pada Desa Swadaya, kerapkali memandang sebagai definisi desa yang sangat terpojokkan. Umumnya terletak di pedalaman yang jauh dari pusat keramaian, terutama kota. Jika berkunjung desa dengan ketegori ini, maka jangan harap mendapatkan sinyal internet, mol, dan bagunan lainnya mudah ditemukan. Oleh karena itulah pentingnya Desa Swadaya ini untuk digerakan dalam pembangunannya di era kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukanguna untuk membagun pemerataan sosial antara interkasi desa dan kota di Indonesia. Pengertian Desa Swadaya Desa swadaya adalah wilayah yang masih lekat dengan sistem tradisi budaya di masyarakat serta memiliki lembaga sosial primer yang belum melakukan pengembangan secara menyeluruh, sehingga pada daerah ini lebih disematkan pada wilayah terpencil dan kurang bersosialisasi sehingga segala bentuk pembangunan dari pemerintah terjadi perhambatan. Ciri Desa Swadaya Sedangkan untuk karakteristik yang ada di dalam Desa Swadaya ini, antara lain; Terisolir Daerah ini memiliki ciri sebagai daerah yang terisolir dengan dunia luar. Saking terisolirnya bahkan tidak heran sinyal internet pun susah didapatkan. Dampak dari letak desa swadaya yang terisolir inilah penduduknya jadi jarang melakukan komunkasi serta mengikuti arus globalisasi. Penduduknya Jarang-jarang Penduduk yang jarang-jarang merupakan salah satu ciri Desa Swadaya, yang akhirnya berakibat dari wilayah ini menjadi terdeskriminasikan dengan wilayah lain. Letak pedalaman membuat kelengkapan masyarakat yang berkeinginan hidup lebih maju perlahan-lahan meninggalkan daerah tersebut hingga sedikit jumlah penduduk yang tinggal di daerah desa swadaya. Bermata Pencaharian Agraris yang Homogen Mayoritas penduduk desa swadaya memiliki mata pencaharian bidang agraris. Seperti pertanian, nelayan, dan lain-lain. Namun pekerjaan tersebut bersifat homogen. Homogen mengandung arti berubah-ubah. Pekerjaan mereka masih menggantungkan musim karena tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh desa. Tertutup Masyarakat desa swadaya bersifat tertutup. Tertutup disini mengandung arti tidak dapat menerima perubahan dari luar. Mereka masih menanggap bahwa berkehidupan yang terisolir menimbulkan kenyamanan tersendiri untuk mereka, terutama dapat lebih dapat menjaga marwah warisan dari Nenek Moyang. Menomor Satukan Adat Istiadat Adat istiadat menjadi alasan masyarakat di desa swadaya enggan bersikap terbuka. Mereka masih menjunjung tinggi adanya berbagai macam norma yang berlaku di masyarakat dan tidak mau terbuka dengan perubahan, sehingga norma-nor tersebut sebagian bersifat kaku jika diterapkan oleh dunia luar. Seperti tidak menerima pembangunan Jalan Raya, tidak mau ada telekomunkasi, dan lain sebaginya. Buta Teknologi Buta teknologi yang dialami oleh masyarakat pedesaan swadaya ditimbulkan karena daerah mereka yang terisolir dan sifat masyarakat yang bersikap tertutup. Ditambah pula daerah yang terisolir membuat sinyal internet tidak dapat merasuk daerah tersebut. Sehingga buta teknologi makin merambah masyarakat daerah desa swadaya. Kurangnya Sarana dan Prasarana Di daerah desa swadaya, sarana dan prasarana yang tersedia tidak lengkap. Sebagai contoh apabila penduduk di daerah tersebut yang hendak melahirkan masih percaya kepada dukun bayi. Dikarenakan tidak tersedianya rumah sakit bersalin yang dibangun pada daerah desa swadaya. Gotong Royong Masih Kental Masyarakat desa swadaya memiliki ciri yang melakat, yakni masih menjunjung tinggi gotong royong. Hajatan yang diacarakan oleh warga seperti pernikahan dan lain sebagainya masih menggunakan masak besar secara bersama sebagai penyediaan makanan. Keluarga Memegang Pengawasan Sosial Dalam desa swadaya, sifat kekeluargaan begitu kental. Setiap penduduknya menganggap seluruh penduduk desa tersebut adalah sanak saudara. Sehingga dalam arti penduduk daerah desa swadaya saling mengenal satu sama lain, bahkan hubungan mereka selayakmana saudara. Belum Memaksimalkan Potensi Daerah Penduduk desa swadaya memiliki ciri yang khas, yakni salah satunya belum memaksimalkan potensi daerah mereka. Sebagai contoh masyarakat sering bergonta-ganti mata pencaharian karena masih terpaku dengan perubahan musim yang ada di wilayah tersebut. Contoh Desa Swadaya Adapun untuk beragam contoh-contoh yang bisa disebutkan dalam golongan Desa Swadaya di Indonesia ini, antara lain; Desa Kanekes Wilayah yang bisa golongkan dalam Desa Swadaya ini sendiri misalnya saja di Provinsi Banten yang dulunya masuk dalam Provinsi Jawa Barat. Desa ini sendiri ialah Kanekes dengan masyarakat yang tinggal disana suku yakni Baduy. Suku Baduy yang bertempat tinggal di Desa Kanekes disebut sebagai bagian Swadaya lantaran sebagai besar masyarakat disana masih memang erat kebudayaan dengan sangat kental. Misalnya saja soal pemilihan Kepala Desa yang tidak mempergunakan prinsip Demokrasi akan tetapi lebih mengutamakan dengan adat dan istiadat. Nah, itulah tadi rangkaian tulisan yang memberikan pengulasan serta penjelasan terkait dengan pengertian Desa Swadaya, ciri, dan contohnya di Indonesia. Semoga melalui artikel ini memberikan wawasan serta menambah edukasi mendalam bagi segenap pembaca sekalian.
– Secara teoritis, desa dibagi diklasifikasikan menjad beberapa tipe yang didasarkan kepada perkembangan desa itu sendiri. Yang pertama adalah desa Swadaya, desa tipe ini biasanya berada yang relatif jauh dan terpencil dikarenakan faktor geografis ataupun akses menuju lokasi yang bisa dibilan sulit. Desa ini pun bisa dibilang tradisional karena selain mata pencahariannya masih bersifat homogen, teknologi yang digunakannya pun masih sangat sederhana sehingga hasil yang didapatkan pun masih sangat yang biasanya jumlah penduduknya tidak terlalu banyak ini juga rata-rata masih memegang adat budaya yang sudah bertahan turun temurun sehingga kebanyakan dari mereka bersifat tertutup dan cenderung menolak pengaruh-pengaruh dari luar yang seringkali bertentangan dengan adat istiadat yang berlaku di desanya. Namun mayoritas desa ini sebenarnya memiliki potensi dan sumber daya yang dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan roda perekonomian di desa kedua adalah desa swakarya, desa ini bisa dibilang peralihan dari desa swadaya menuju desa swasembada, karena terdapat beberapa perubahan pada desa swakarya ini diantaranya masyarakatnya yang mulai terbuka dan lebih longgar terkait pengaruh luar dan adat istiadatnya sehingga dalam pengelolaan mata pencahariannya sudah mulai menggunakan teknologi. Akses desa swakarya ini juga sudah lebih baik sehingga mudah terakhir adalah desa swasembada, bisa dibilang desa ini adalah desa yang sudah maju dan mandiri secara ekonomi dimana masyarakatnya sudah memiliki beragam profesi dengan berbagai macam penggunaan teknologi, ditambah lagi lokasinya yang strategis dan gampang diakses dari dan menuju kota membuat desa ini rata-rata memiliki penduduk yang relatif lebih beragam budaya dan suku dimana adat istiadat yang berlaku bersandingan harmonis dengan budaya dan pengaruh dari luar. Desa ini juga pada tahap selanjutnya dapat dikembangkan menjadi desa wisata dengan mengangkat potensi yang dimiliki desa tersebut, dengan tidak mengubah kearifan lokalnya sehingga menjadi destinasi dewasa yang khas tidak akan ditemukan di tempat sebuah desa swakarya menjadi desa swasembada merupakan suatu keharusan agar ada perubahan yang berarti terhadap perekonomian warganya, dilain pihak juga majunya sebuah desa juga akan memacu kemajuan roda perekonomian sebuah negara. Namun melakukan perubahan ini bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh proses dan pendekatan yang bertahap agar masyarakt di desa swakarya ini mau terbuka dan menerima pengaruh dari luarButuh kerjasama dan komunikasi yang baik antara pihak terkait dengan pemangku adat atau tokoh masyarakat setempat agar proses transisi dapat berjalan dengan lancar. Lokasi juga seringkali menjadi kendala proses trasnsisi desa swadaya karena itu analisa terkait lokasi geografis di desa tersebut apakah ada banyak potensi di desa tersebut, lalu apakah perbaikan akses di desa tersebut memungkinkan dilakukan, dan apabila ada opsi untuk pemindahan atau relokasi ke area lain perlu diperhatikan juga respon dari warga setempat dan apakah area baru lebih baik daripada area yang tersebut perlu diperhatikan karena tidak akan mudah memindahkan suatu desa ke lokasi yang lain dan tidaklah murah melakukan perbaikan akses ke desa yang lokasinya memang sulit. Perlu dilakukan peran serta pemerintah dan analisa para ahli agar proses perubahan desa swadaya menjadi desa swakarya hingga menjadi desa swasembada dapat berjalan dengan lancar dan menguntungkan desa itu sendiri. Berdesa/Red
secara geografis umumnya desa swadaya letaknya